Presiden Joko Widodo, akhirnya menggratiskan vaksin Corona setelah menerima banyak masukan. Berita ini tentu menjadi kabar yang baik dan disambut oleh banyak orang di Indonesia.
Keputusan tersebut akhirnya dirilis setelah para pemangku kepentingan menerima banyak masukan dari masyarakat.
Kalkulasi Ulang Pemerintah Untuk Penggratisan Vaksin
Setelah menerima banyak masukkan, pemerintah akhirnya melakukan kalkulasi ulang. Tujuannya yaitu untuk mengetahui keuangan negara agar perencanaan penggratisan vaksin bisa berjalan sesuai rencana dan harapan.
Setelah proses kalkulasi selesai, pemerintah akhirnya secara resmi akan menggratiskannya. Hal ini langsung disampaikan melalui tayangan Youtube Sekretariat Presiden yang dirilis pada hari rabu tanggal 12 Desember 2020.
Atas keputusan ini, Presiden Joko Widodo pun menginstruksikan kepada seluruh jajarannya, baik kementerian/lembaga dan pemerintah daerah untuk memprioritaskan program vaksin tersebut. Rencananya, program ini akan masuk pada tahun anggaran 2021.
Program Vaksinasi dan Jenis Vaksin
Sebelumnya sudah dikabarkan, bahwa Indonesia rencananya akan menggunakan 6 vaksin Covid-19. Artinya, program vaksinasi ini, akan menggunakan jenis vaksin yang berbeda-beda. Keenam jenis vaksin yang sudah resmi yaitu:
- Bio Farma (Persero)
- Sinovac
- Pfizer dan BioNTech
- Sinopharm
- Astrazeneca-Oxford
- Moderna
Sebelumnya, sudah didatangkan sebanyak 1,2 juta dosis vaksin ke Indonesia. Lalu, sekitar 1,8 juta dosis lainnya menyusul.
Untuk vaksin Pfizer dan BioNTech, kabarnya juga sudah disebarkan ke 145 titik imunisasi di seluruh Amerika Serikat. Jumlah tersebut dilansir langsung dari Stat News, yang rilis pada tanggal 14 Desember 2020 lalu.
Kriteria Aman Vaksin Pfizer dan BioNTech
Vaksin Pfizer dan BioNTech sudah mulai didistribusikan kepada masyarakat di negara lain. Meski begitu, tidak semua orang bisa menerima vaksin buatan salah satu perusahaan farmasi ternama tersebut.
Untuk bisa mendapatkan vaksinasi jenis vaksin Pfizer dan BioNTech, seseorang harus memenuhi kriteria aman terlebih dahulu. Berikut beberapa rekomendasi kriteria yang cocok menurut Pusat Pencegahan dan pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC).
1. Tidak Untuk Anak di Bawah 16 Tahun
Pfizer dan BioNTech adalah vaksin yang sudah mendapatkan izin penggunaan pada anak-anak di atas 16 tahun. Perusahaan terkait masih terus melakukan penelitian penggunaannya untuk remaja-remaja di bawah umur 15-16 tahun. Artinya, untuk saat ini, vaksin tersebut hanya boleh untuk 16 tahun ke atas.
2. Tidak Boleh Digunakan Pada Orang yang Alergi Vaksin
Menurut pedoman CDC, seseorang yang pernah memiliki riwayat reaksi alergi parah pada salah satu komponen vaksin dari Pfizer, maka tidak boleh menerimanya. Selain itu, orang yang disuntik vaksin ini sebelumnya, kemudian terjadi alergi parah, maka tidak boleh menerimanya lagi.
3. Tidak Disarankan Untuk Ibu Hamil
Pfizer dan BioNTech adalah vaksin yang belum diuji pada kategori ibu hamil. Itu artinya, vaksin belum dianjurkan penggunaannya bagi para ibu hamil. Namun, menurut CDC, ibu hamil berhak mendapatkan vaksinasi dari vaksin ini. Akan tetapi, sayangnya vaksin belum diuji sebelumnya.
4. Wanita yang Sedang Menyusui
Selain ibu hamil, wanita yang sedang menyusui juga belum bisa divaksinasi menggunakan vaksin Pfizer. Pasalnya, sama dengan penggunaannya untuk ibu hamil, vaksin juga belum diuji pada wanita yang sedang menyusui. Artinya, vaksin masih belum bisa digunakan pada wanita dengan dua kondisi tersebut.
5. Orang yang Memiliki Riwayat Alergi
Seperti yang dijelaskan di atas, vaksinasi akan dihentikan setelah dosis pertama disuntikan, jika orang tersebut mengalami alergi. Itu artinya, orang yang memiliki alergi, tidak bisa diberi vaksin Pfizer.
Itulah perkembangan seputar vaksin corona yang akan digratiskan oleh pemerintah, salah satunya Pfizer dan BioNTech. Terus ikuti perkembangan berita dan informasi terbaru seputar kesehatan di Halodoc. Anda juga berkesempatan untuk bertanya seputar dunia kesehatan di Halodoc, dan langsung ditangani oleh dokter yang profesional.